Apa itu Safety Management System (SMS) DI Industri Kerja

 

Safety Management System (SMS)


Manual Safety Management System (SMS) adalah dokumen yang merinci kebijakan, prosedur, dan tanggung jawab terkait keselamatan dalam suatu organisasi, khususnya di industri seperti penerbangan, maritim, konstruksi, dan manufaktur. SMS dirancang untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengurangi risiko keselamatan guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.

Komponen Utama dalam Manual Safety Management System

  1. Kebijakan dan Tujuan Keselamatan

    • Pernyataan komitmen dari manajemen terkait keselamatan.
    • Tujuan dan sasaran keselamatan organisasi.
    • Peran dan tanggung jawab karyawan dalam menjaga keselamatan.
  2. Manajemen Risiko Keselamatan

    • Identifikasi bahaya (hazard identification).
    • Penilaian risiko dan mitigasi bahaya.
    • Pemantauan dan pengendalian risiko keselamatan.
  3. Jaminan Keselamatan (Safety Assurance)

    • Audit dan evaluasi keselamatan secara berkala.
    • Investigasi insiden dan tindakan perbaikan.
    • Peningkatan berkelanjutan berdasarkan data dan umpan balik.
  4. Promosi Keselamatan

    • Pelatihan dan pendidikan keselamatan bagi karyawan.
    • Komunikasi dan budaya keselamatan di lingkungan kerja.
    • Pelaporan insiden tanpa takut akan hukuman (just culture).

Pentingnya Manual SMS

  • Membantu organisasi dalam memenuhi regulasi keselamatan nasional dan internasional.
  • Mengurangi kecelakaan dan insiden di tempat kerja.
  • Meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi gangguan akibat masalah keselamatan.
  • Membangun budaya keselamatan yang kuat dalam organisasi.

Menurut SHEilds tentang Manual Safety Management System (SMS) di lingkungan kerja

SHEilds adalah organisasi yang menyediakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk kursus terkait Safety Management System (SMS). Manual Safety Management System (SMS) versi SHEilds umumnya merujuk pada pedoman standar yang mencakup prinsip-prinsip utama dalam manajemen keselamatan.

Komponen Manual Safety Management System (SMS) Menurut SHEilds

Meskipun SHEilds tidak secara langsung menerbitkan manual standar yang spesifik untuk semua industri, mereka berpegang pada prinsip-prinsip inti yang umumnya terdapat dalam sistem manajemen keselamatan yang diakui secara internasional, seperti ISO 45001 atau HSG65. Berikut adalah struktur yang sering digunakan:

1. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

  • Pernyataan komitmen dari manajemen terkait keselamatan.
  • Tujuan dan sasaran keselamatan.
  • Kepatuhan terhadap peraturan nasional dan internasional.

2. Organisasi dan Tanggung Jawab

  • Peran dan tanggung jawab manajemen serta pekerja dalam keselamatan.
  • Struktur komunikasi keselamatan dalam organisasi.
  • Sistem pelaporan insiden dan investigasi kecelakaan.

3. Identifikasi dan Manajemen Risiko

  • Metode identifikasi bahaya (hazard identification).
  • Penilaian dan pengendalian risiko.
  • Penerapan langkah-langkah mitigasi risiko.

4. Implementasi dan Operasi

  • Prosedur kerja aman dan standar operasional keselamatan.
  • Pelatihan dan kesadaran keselamatan bagi pekerja.
  • Penggunaan alat pelindung diri (APD).

5. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Keselamatan

  • Audit keselamatan internal dan eksternal.
  • Investigasi insiden dan tindakan korektif.
  • Ulasan berkala oleh manajemen untuk peningkatan sistem.

6. Budaya dan Promosi Keselamatan

  • Mendorong budaya keselamatan dalam organisasi.
  • Pelaporan insiden tanpa rasa takut (Just Culture).
  • Komunikasi keselamatan yang efektif.

Kesimpulan

Manual SMS berdasarkan SHEilds menekankan pendekatan proaktif dalam manajemen keselamatan. Organisasi perlu terus menerapkan, mengevaluasi, dan memperbaiki sistem ini untuk memastikan keselamatan kerja yang optimal.

contoh penerapan Manual Safety Management System (SMS) di Industri Kerja

1 Industri Konstruksi

Contoh Penerapan:

  • Kebijakan Keselamatan: Setiap proyek konstruksi memiliki safety manual yang mengikuti standar ISO 45001 dan regulasi dari Kementerian Ketenagakerjaan.
  • Manajemen Risiko: Sebelum memulai pekerjaan, dilakukan Toolbox Talk untuk mengidentifikasi bahaya seperti jatuh dari ketinggian atau terkena alat berat.
  • Jaminan Keselamatan: Setelah kecelakaan kerja, dilakukan investigasi root cause analysis, dan tindakan perbaikan seperti peningkatan prosedur penggunaan scaffolding diterapkan.
  • Promosi Keselamatan: Pekerja diberikan pelatihan First Aid dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) secara berkala.

2. Industri Minyak & Gas

Contoh Penerapan:

  • Kebijakan Keselamatan: Perusahaan minyak mengikuti ISM Code (International Safety Management) dan standar keselamatan seperti NEBOSH.
  • Manajemen Risiko: Sebelum operasi pengeboran, dilakukan Hazard Identification and Risk Assessment (HIRA) untuk mengantisipasi ledakan atau kebocoran gas.
  • Jaminan Keselamatan: Setelah insiden kebocoran gas, dilakukan audit keselamatan, dan prosedur diperbaiki untuk meningkatkan sistem deteksi gas.
  • Promosi Keselamatan: Setiap pekerja baru harus mengikuti pelatihan HSE (Health, Safety, and Environment) sebelum mulai bekerja.